Yang memisahkan seorang pemenang dan seorang pecundang adalah keputusan untuk menjadi pemenang.
Sifat pembawaan kita sejak lahir, keadaan-keadaan kita dan apa yang dikatakan oleh orang lain kepada kita tidaklah menentukan apakah kita menjadi pemenang atau tidak. Kemenangan merupakan suatu hal yang tergantung pada keputusan kita!
Terdapat beberapa gaya pikir yang menghalangi kita untuk menjadi pemenang, yaitu :
- Gaya pikir "Korban" dengan pernyataannya yang khas :"Apapun yang terjadi terjadilah. Saya tidak dapat berbuat apa-apa mengenai hal itu."
Singkirkan pikiran pesimis semacam ini dan katakan : "Ya Saya dapat mengubah situasi ini!" - Gaya pikir "Bertahan" yang terpikat pada kenyataan saat sekarang dan kebutuhan-kebutuhan saat ini. Apakah anda berbuat hanya secukupnya/sekedarnya saja?, apakah anda hanya melakukan tindakan-tindakan yang terjamin aman, apakah anda merasa tidak mempunyai iman untuk menggapai kedepan, melebar-luas untuk mengambil resiko?
Ingat anda dipanggil bukan sekedar untuk eksis dilingkungan yanng aman... - Gaya pikir "Suatu hari kelak" yang hanya mengetahui apa yang akan dikerjakannya suatu hari kelak, namun tidak mempunyai rencana yang konkrit guna menggenapi visinya.
Milikilah gaya pikir Pemenang dengan membuka pikiran kita terhadap pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Dengan pembaharuan ini maka kita akan dapat melihat kesempatan dalam segala sesuatu, kita dapat belajar untuk melihat nilai dalam segala sesuatu.
Tidak ada yang sanggup mengubah kita atau mengendalikan diri kita, kecuali kita mau mengendalikan kita sendiri melalui pengakuan mulut kita :"Ya aku dapat menaklukannya! Ya aku dapat mengubahnya! Ya Allah memanggilku untuk menjadi pemenang!
Dengan pengakuan seperti itu, maka Roh Kudus akan bertindak dalam kehidupan kita.
Mari kita mulai dengan melatih mental kita yaitu dengan cara menghafalkan dan mengatakannya tiap hari definisi KASIH dalam 1 Kor 13:4-7, ulangi terus menerus paling tidak selama 21 hari (dipercaya sebagai waktu untuk menanamkan kebiasaan yang baru).
Pengakuan Iman :
Tuhan mengasihiku oleh karena itu akupun penuh dengan kasih, aku sabar, aku murah hati. Aku tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Aku tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Aku tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Aku tidak bersuka cita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Aku menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.