08 April 2014

Golput=Narsis

Rom 13:1 :"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah."

Di jaman akhir ini manusia semakin hari semakin mencintai dirinya sendiri, yang sering disebut sebagai orang-orang narsis, yaitu orang-orang yang terfokus mencintai dirinya sendiri, memuja diri sendiri, mengagumi diri sendiri sebagai suatu sosok pribadi yang layak diagungkan, suatu pribadi yang sempurna, yang paling baik atas segala-galanya; sehingga sikap individualistis semakin menonjol dibandingkan fungsi manusia sebagai mahluk sosial yang berbangsa dan bernegara. Ego dan super ego manusia diagungkan lebih daripada perilaku tenggang rasa, toleransi, perhatian kepada sesama dan kasih terhadap sesama.

Demikian pula dalam perkembangan sistem pemerintahan, sejarah mencatat bahwa sistem teokratis, berubah menjadi monarkhi, lalu berubah menjadi oligarkhi dan selanjutnya yang dipuja-puja orang sebagai suatu sistem yang paling manusiawi yaitu demokrasi; dimana setiap orang dihargai mempunyai hak yang sama, sehingga bebas menyuarakan pikirannya, kehendaknya, aspirasinya, dst, dst, dst....
Disinilah (dalam sistem demokrasi inilah) titik pacu perkembangan sikap individualistis itu dimulai, sehingga dalam prakteknya banyak orang yang memandang tidak memilih orang-orang yang duduk dalam pemerintahan ( eksekutif, legislatif dan yudisial ) adalah sebagai suatu hak. Yang lebih ekstreem mereka beranggapan tidak ada seorangpun dari calon-calon wakil rakyat dari partai-partai politik yang ada yang memenuhi standart mereka; ini karena mereka menganggap dirinya sendiri adalah seorang yang paling sempurna, yang paling benar; sehingga tidak ada orang lain yang se"benar" mereka, yang oleh karena itu mereka memandang tidak layak seorangpun dari calon-calon tersebut yang layak untuk mewakili suaranya ( yaah namanya juga narsis ...).
Dan bentuk terakhir dari sikap narsis adalah acuh tak acuh/ketidakpedulian terhadap sesuatu yang terjadi di luar dirinya; oleh karena seorang yang narsis terlalu sibuk untuk mengurusi dirinya sendiri, sehingga mereka tidak ada waktu untuk mencari tahu tentang program-program politik, tentang calon-calon wakil rakyat; mereka beranggapan semuanya itu sebagai suatu kebohongan belaka, janji-janji kosong, dst, dst, dst...

So what gitu loh?
Kekristenan tidak mengajarkan pandangan duniawi seperti itu; kita adalah umat yang percaya bahwa Tuhan Allah kita selalu campur tangan di setiap pemerintahan yang ada dimuka bumi ini. Tidak memilih (Golput) dalam Pemilihan Umum bukanlah merupakan pilihan atau hak bagi orang-orang Kristen!
Terserah orang mau beragumen apapun, namun Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari Allah. Oleh karena itu jika kita memilih untuk tidak memilih( Golput) itu berarti kita menjadikan Allah kita pembohong, itu berarti kita tidak mempercayai keberadaan dan kemaha-kuasaan Allah kita yang turut serta dalam menetapkan setiap pemerintahan dimuka bumi ini.
Jadi memilih atau tidak memilih dalam Pemilu bukanlah soal hak atau kewajiban bagi orang Kristen, melainkan wujud tindakan iman kita kepada Allah, wujud penyembahan dan penaklukan diri kita kepada Allah melalui pemerintahan yang ditetapkan oleh Allah.

Bapa di sorga terima kasih Engkau telah membuka mata hati kami terhadap arti penting dari Pemilihan Umum bahwa memilih atau tidak memilih adalah bukanlah suatu hak maupun suatu kewajiban bagi kami, melainkan sebagai suatu wujud tindakan iman kami terhadap Engkau, sebagai wujud penaklukan diri kami kepadaMu ya Tuhan Allah yang hidup dan berkuasa.
Haleluya ! Amin.