25 Oktober 2008

Pelaku ekonomi vs Sistem ekonomi

Kis 4:34,35 : Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan diantara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya."

Prof Paul Krugman adalah pemenang Nobel Ekonomi 2008 dalam bukunya The Great Unraveling (2004) mengatakan bahwa krisis ekonomi dipicu oleh munculnya ekonomi gelembung (bubbles economy) yaitu sebagai akibat dari tujuh sikap mental investor :
1. mereka berpikir jangka pendek (think short term)
2. rakus ( be greedy)
3. percaya bahwa banyak orang lain yang bodoh (believe in the greater fool)
4. bermental kerumunan ( run with the herd)
5. gampang menyederhanakan masalah (overgeneralize)
6. mengagungkan trend ( be trendy)
7. gemar memainkan uang orang lain ( play with other people's money)
Sikap mental inilah yang menyebabkan dunia terseret arus krisis perekonomian global.

Bandingkan dengan kehidupan jemaat mula-mula, mereka hidup sesuai perintah dan arahan dari Tuhan Yesus yaitu mempunyai sikap kebersamaan ( sehati dan sejiwa ) ( Kis 4:32).
Sikap mental inilah yang membuat semua umat tidak berkekurangan; dengan kata lain tidak ada krisis diantara umat Tuhan.
Yang pasti Kekristenan tidak mengenal sistem ekonomi liberalisme, neo liberalisme maupun sosialisme ( walaupun kesannya seperti itu dalam Kis 4:33, namun jika direnungkan lebih dalam Firman Tuhan mengajarkan tentang sikap pelaku ekonomi bukan sistem ekonomi, baca Mat 22:21, Mark 12:17, Luk 20:25 : Berikan kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah ).

Bapa disorga ajar aku untuk senantiasa menjaga sikapku dalam mengelola perekonomian rumah tanggaku, karena dari hal yang kecil ini aku boleh belajar bersehati dan sejiwa dengan saudara-saudaraku, umat pilihanMu.
Kuatkan dan teguhkan hatiku serta jauhkan keserakahan dan kawan-kawannya dari sikap mentalku. Bapa ajarku senantiasa berinvestasi di dalam kerajaanMu, membangun istanaku ditempat yang telah Engkau sediakan bagiku. Terima kasih Bapa aku mau taat dengan pengajaranMu. Semuanya demi kemuliaan namaMu. Amin.