23 Maret 2009

Bernalar

Mark 8:17 :"Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata:"Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

Perbincangan murid-murid Tuhan Yesus dilakukan dengan menggunakan akal pikiran mereka semata, sehingga mereka tidak dapat mengerti apa yang Tuhan sampaikan kepada mereka.
Sering kita mengira bahwa pengertian itu datangnya dari penalaran yang kita lakukan dengan menggunakan pikiran; padahal pengertian itu mulai dari dalam hati, lalu bergerak naik, menerangi pikiran.

Bagi Tuhan Yesus keadaan hati kita adalah nomor satu, barulah keadaan perut kita; pada waktu Ia berbicara soal ragi orang Farisi Dia tidak berbicara mengenai ragi untuk roti ( bagi perut), namun Ia berbicara mengenai ajaran-ajaran orang Farisi ( ragi rohani ).
Pikiran daging adalah pemahaman dan penalaran tanpa Roh Kudus. Disisi lain Allah menghendaki kita tetap menggunakan akal yang sehat; benang merahnya bahwa Ia menginginkan kita menggunakan akal yang sehat yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Marilah kita renungkan lagi logika / penalaran seperti apa yang dikehendaki oleh Allah dan inilah logikanya : 5 roti untuk 5000 orang sisa 12 bakul ; 7 roti untuk 4000 orang sisa 7 bakul ( Mark 18:18-20). Menarik sekali ayat 21 ditutup dengan sebuah pertanyaan untuk kita semua :" Masihkah kamu belum mengerti?"

Maria memberikan suatu teladan yang patut kita ikuti ( baca Luk 2:19). Dia tahu betul batasan pikiran dan perenungan. Ia menaruh dalam hati dan merenungkan perkataan malaikat Tuhan; sebelum ia menjadi bingung, ia berhenti menggunakan akal pikirannya, dan menyerahkannya pada kehendak Tuhan, ia berkata :"Tuhan, jadilah kepada hambaMu sesuai dengan FirmanMu."

Pesan Firman Tuhan hari ini berhentilah untuk menanyakan atau mencari tahu segala sesuatu agar kita tidak bingung; oleh karena kita tidak akan mengalami damai sejahtera di dalam hati dan pikiran kita, jika kita terus bertanya-tanya setiap saat.
Mulai saat ini berhenti bertanya :"Mengapa Tuhan, mengapa Tuhan?"; gantilah dengan kata-kata :" Tuhan Engkau tahu apa yang akan terjadi, dan jika Engkau berkenan untuk mengungkapkannya kepadaku, tunjukanlah itu Tuhan; namun aku puas, aku bersuka cita dengan pertolongan dan apa yang Engkau berikan kepadaku. Aku percaya Engkau akan menyelesaikan segala sesuatu dalam hidupku."

Bapa di sorga, terima kasih untuk FirmanMu hari ini yang menegur kami agar menggunakan akal sehat dan penalaran yang sesuai dengan FirmanMu, bukan sesuai hasil penalaran kami sendiri. Kini kami sadar bahwa pengertian bukan timbul dari penalaran melainkan berasal dari hati, dari iman kami terhadapMu; karena memang benarlah FirmanMu bahwa orang benar hidup oleh iman. Haleluya! Engkaulah Yehova Shammah Allah yang mengawalku dan Engkaulah Yehova Nissi Allah panji kemenanganku; oleh karena itu kami bersuka cita bagiMu ya TUHAN semesta alam. Amin.