18 Juni 2011

Become one flesh

Kej 2:24 :"Therefore a man shall leave his father and mother and be joined to his wife, and they shall become one flesh."

Kata "making love" di dunia modern merupakan eufisme (sindiran/ibarat halus) bagi hubungan seks baik dalam pernikahan maupun diluar pernikahan.
Kita seharusnya belajar konsep "making love" dari orang-orang di Kreta - Yunani, disana konsep making love merangkum proses pernikahan dan keluarga. Ketika dua keluarga menyetujui hubungan anak laki-laki dan anak perempuannya, diharapkan keduanya bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi, seperti halnya berusaha untuk menguasai jenis ketrampilan tertentu. Inilah yang disebut making love, demikian wejangan dari filsuf Yunani, Alexander Paparedos.

Cintailah pasangan kita karena "kekuatan"nya (sisi positifnya), sambil menerima dan memberikan dukungan atas segala kelemahannya; jika kita lakukan hal ini, maka akibatnya dalam waktu yang bersamaan kesatuan yang sempurna akan lahir dari kita dan pasangan kita.
Menjadi satu daging dalam Firman Tuhan tidak dapat hanya diartikan sebagai suatu proses persetubuhan ( seks ) semata-mata, walaupun Paulus dalam 1 Kor 6:16 "seolah-olah" menyebut satu daging yaitu bersetubuh dengan perempuan cabul adalah percabulan. ( renungkan lebih dalam arti kata "mengikatkan dirinya"....).
Menjadi satu daging berarti ada ikatan yang dalam dalam perasaan antara pasangan suami-isteri, dimana jika yang satu merasa sakit, merasa malu, merasa takut, maka pasangannyapun akan mengalami perasaan yang sama.
Menjadi satu daging berarti seperasaan...karena berbicara perihal daging, kedagingan, berarti berbicara perihal emosi, hawa nafsu yang semua itu terdapat dalam dimensi perasaan.

Menurut hasil studi Gallup, dalam sepasang suami-isteri yang paling berbahagia, terdapat seorang suami yang selalu menilai isterinya lebih positif dibanding si isteri menilai dirinya sendiri. Dengan kata lain suami yang mempresepsikan isterinya memiliki "kekuatan"(sisi positif) lain, bahkan ketika si isteri itu tidak pernah memikirkannya, maka pernikahannya akan lebih harmonis pada hari ini dan akan lebih kuat lagi dimasa depan.

Bapa disorga bimbing dan tunjukkan selalu sisi positif dari pasanganku, sisi kekuatan dari isteriku dan ajarku untuk selalu menerima dan mendukungnya untuk menghadapi kelemahannya. Terima kasih Bapa untuk keluarga bahagia yang Engkau rancangkan untuk kami. Amin.