07 Juni 2011

Self Control

2Tim 4:3-5 :"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal...."

Penguasaan diri dapat dikatakan sebagai puncak tindakan waspada selalu dalam segala hal dan didalam menghadapi musuh. Dan Rasul Petrus mengingatkan kita semua untuk selalu tinggal dalam keadaan waspada agar tidak tertelan tipu muslihat si jahat yang selalu siap mengintai kelemahan kita untuk dimanfaatkannya (1Pet5:9).

Pada masa ini banyak ajaran-ajaran yang membuat telinga kita nyaman; metode-metode "new age" menawarkan diri sebagai suatu solusi bagi kita untuk hidup secara harmoni dengan alam makrokosmos, yang katanya dapat membawa penguasaan diri, ketenangan dan kebahagiaan hidup.Ujung-ujungnya untuk sampai ditingkat lanjutan kita akan ditawari "kekuatan ilahi sebagai pembimbing spiritual".
Tidak ada kekuatan netral di dunia ini, selalu ada dua kubu kekuatan yaitu kuat kuasa Allah dan tipu muslihat iblis; manusia dengan kehendak bebasnya hanya dapat memilih salah satunya, dan hanya orang munafik yang akan mengatakan bahwa dia tidak memilih.
Waspadalah karena tidak memilihpun adalah tindakan memilih untuk tidak memilih kuat kuasa Allah.

Bagimana cara kita menguasai diri?
Dalam olahraga golf kita dapat mempelajari bahwa menaklukkan musuh jauh lebih mudah daripada menaklukkan diri, mengendalikan diri disini berarti kita harus dapat menekan emosi, harus dapat mengendalikan ambisi/keinginan...
Apakah itu berarti dengan main golf kita dapat mengendalikan/menguasai diri dalam segala hal? Jawabnya tentu saja belum dapat oleh karena kehidupan jauh lebih kompleks daripada permainan golf.
Penguasaan diri tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan logika dan pengertian kita sendiri, dengan kekuatan dan kemampuan kita sendiri; waspadalah jika kita mulai memakainya lebih daripada mengandalkan iman kita, itu berarti kita telah membuat celah bagi si "singa yang mengaum-aum".

Jalan/ cara menguasai diri bagi kita anak-anak Allah adalah bergantung pada Roh Kudus ( Zak 4:6).
Bergantung hanya pada kuasaNya, berarti hidup bersekutu denganNya tiap-tiap saat, itu berarti kita mau mengikat segala pikiran dan keinginan kita yang tidak sesuai dengan kehendak Allah Bapa dan menyerahkannya di bawah kaki Kristus Yesus Tuhan dan Juru Selamat kita (2Kor10:5).

Bapa di sorga aku selalu memilih dan mengijinkan kuat kuasaMu yang menguasai diriku. Jauhkanlah diriku untuk membalas kejahatan dengan kejahatan; biarlah semua kata-kata dan sikap hidupku dapat dipakai untuk membangun umatMu dan bukan untuk memecah belah, menghakimi, mencemooh atau bahkan untuk mengutuk; aku mau menaklukkan seluruh pikiran dan keinginanku hanya padaMu, ya Bapa. Aku mau belajar dariMu Tuhanku Yesus, belajar kerendahan hatiMu, hingga aku dapat hidup bergantung pada imanku daripada hidup bergantung semata pada pemikiranku. Demi nama Tuhan Yesus aku taklukan segala pikiran dan keinginanku kepadaMu ya Bapa. Amin.