23 Februari 2011

Relationship with God

Kis 9:5-6 :"Jawab Saulus :" Siapakah Engkau, Tuhan? KataNya" Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, disana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

Jika diamati secara cermat maka ada 2 pertanyaan yang mendasar dalam kehidupan kekristenan sebagaimana diajukan oleh rasul Paulus yaitu Siapakah Engkau Tuhan? dan Apa yang Engkau ingin aku lakukan?
Pertanyaan pertama mencakup hubungan dan pengenalan akan Allah; sedangkan pertanyaan yang kedua mencakup tugas yang telah Allah rencanakan bagi hidup kita.
Pertanyaan yang pertama dan yang paling penting dalam kehidupan adalah mengenal Allah ( Yoh 17:3). Karena dari hubungan kita dengan Allah - mengenal Allah- kita dimampukan untuk menggenapi tugas kita dan menyatakan tentang Dia kepada dunia.

Pengenalan akan Allah dapat kita capai melalui tingkatan-tingkatan pengenalan secara bertahap yaitu mulai sebagai Hamba, Sahabat dan akhirnya Mempelai.
Sebagai Hamba kita tidak mengerti atau tidak tahu renungan hati dan apa yang diperbuat oleh tuannya ( Yoh 15:15a); hubungan antara hamba dan tuannya adalah suatu hubungan yang dangkal. Namun patut dicatat bahwa kita tetap wajib memiliki hati seorang hamba, yang siap sedia melayani dan memiliki sikap rendah hati.
Sebagai Sahabat maka kita akan mengerti apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sang Tuan; sebagai sahabat kita mempunyai hubungan yang lebih akrab dengan sang Tuan. Dalam Alkitab Abraham disebut sebagai sahabat Allah (2 Taw 20:7, Yes 41:8, Yak 2:23), Allah memberitahukan rahasia-rahasiaNya kepada Abraham.
Sebagai Mempelai maka hubungan kita dengan Allah lebih intim lagi, dimana kita secara naluriah dapat mendengar apa yang dikatakan dalam hati Allah; seperti seorang isteri seringkali telah mengetahui apa yang dirasakan dan dipikirakan oleh suaminya tanpa sang suami itu mengucapkan sepatah kata.
Mari kita baca dan renungkan Kej 32:9-14 ini adalah teladan bahwa Musa lebih mendengar kata hati Allah daripada perkataanNya; dan oleh karena itulah ia dapat mengubah pikiran Allah dan menyelamatkan Israel.
Marilah kita mengenal isi hati yang terdalam dari Sang Tuan, karena kita sebagai mempelai perempuan berasal dari tulang dan dagingNya sendiri, seperti rasul Paulus walaupun telah duapuluh delapan tahun setelah pertobatannya, dia tetap menuliskan bahwa yang dikehendakinya adalah mengenal Dia ( Filp3:10 ).

Bapa di sorga kami sadari bahwa kehidupan kekristenan kami dari hari ke hari terus berkembang, dan perkembangan itu hanya dapat terjadi oleh karena dari hari ke hari kami semakin mengenal Engkau. Roh Kudus kami mohon singkapkan wahyu, rahasia, pengetahuan tentang TUHAN Allah semesta alam agar kami siap sedia menjadi mempelaiNya jika waktunya telah tiba. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.