24 Mei 2011

Mengkultuskan hamba Tuhan

1 Kor 3:6,7 :"Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan."

Kejadian yang dialami oleh jemaat di Korintus ini dapat menjadi peringatan kepada kita pada masa sekarang.
Ada kecenderungan untuk memfavoritkan hamba Tuhan tertentu. Bahkan ada yang cenderung memuja pengkotbah tertentu, sampai-sampai ada teman yang tidak mau datang ke gereja oleh karena pendeta yang kotbah bukanlah favoritnya.
Bahkan yang lebih gawat umat Tuhan yang mengejar-ngejar hamba Tuhan yang dikaruniai karunia Roh Kudus seolah-olah pertolongan Tuhan hanya dapat diperoleh melalui hamba tersebut.

Disini telah terjadi situasi yang gawat, karena kita sudah menjadikan hamba Tuhan tersebut menjadi berhala kita. Dan jika ini terjadi kita sudah menutup suara Tuhan kepada kita, karena Tuhan dapat memakai siapa saja untuk berbicara kepada kita, baik untuk memberikan nasehat, teguran maupun penghiburan melalui FirmanNya.
Betapapun hebat dan dahsyatnya karunia yang disalurkan lewat hamba Tuhan, dia adalah tetap seorang hamba, dan kita wajib memuji dan bersyukur kepada Tuhan yang bekerja melalui hambaNya itu. Tuhanlah yang layak kita agungkan, bukan hambaNya.

Intinya bahwa dosa kesombongan ( memegahkan diri, mengaku berhikmat) yang menyebabkan Tuhan sulit memberkati kita, memulihkan kita, membangkitkan kita dari situasi yang menyesakkan.
Marilah kita belajar merendahkan hati kita, agar kita dapat menerima pesan dari Tuhan melalui hambaNya yang manapun yang Dia pilih untuk menegur, menasehati dan menghibur kita dalam suatu situasi dalam kehidupan kita.

Bapa disorga biarlah mataku selalu memandang kemuliaanMu, walaupun aku tidak mengerti jalan dan rancanganMu, namun hatiku tetap bersandar kepadaMu. Berbicaralah lewat saluran yang telah Engkau tentukan, aku mau dengan rendah hati membuka diri bagi FirmanMu. Orang dunia boleh mengatakan aku bodoh, namun aku memegang FirmanMu karena Engkau mengatakan bahwa hikmat dunia adalah kebodohan bagiMu dan dengan bersandar kepadaMu maka aku beroleh hikmatMu. Haleluya! Kemuliaan dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya bagiMu ya TUHAN semesta alam! Amin.