29 April 2011

Ujian Kepercayaan

Ayub 23:10 :"But He knows the way that I take ( He has concern for it, appreciates, and pays attention to it). When He has tried me, I shall come forth as refined gold (pure and luminous)." ( Amplified Bible)

Salah satu ujian yang pasti kita hadapi dalam perjalanan kita bersama Allah adalah ujian kepercayaan. Kita harus belajar untuk mempercayai Allah ketika kita tidak mengerti apa yang sedang terjadi dalam hidup kita.
Beberapa kali kita berkata kepada Allah :"Apa yang sedang terjadi dalam hidupku? Apa yang sedang Engkau kerjakan? Apa yang terjadi, aku tidak mengerti semuanya ini?! " Ya kadang-kadang yang sedang terjadi dalam kehidupan kita rasanya berlawanan dengan apa yang kita rasakan telah disingkapkan oleh Allah bagi kita.
Oleh karena itu jika saat ini ada diantara kita yang sedang mengalami sesuatu yang kelihatannya tidak masuk akal, percaya saja kepada Allah; dan katakan pada diri sendiri bahwa ini adalah suatu ujian.

Sebagaimana Firman Tuhan di atas menyebutkan bahwa Allah maha mengetahui jalan hidup kita, oleh karena itu jika Ia menguji kita maka kita akan timbul seperti emas yang murni dan berkilauan.
Jangan ragu terhadap apa yang telah Allah tetapkan bagi kita, Ia menuntun kita ke padang yang berumput hijau dan ke mata air yang tenang alias hidup damai sejahtera penuh kelimpahan.
Hidup seperti itulah yang Dia sediakan bagi kita. Dan untuk mencapainya, untuk mengalaminya kita wajib lulus ujian kepercayaan.

Marilah kita renungkan peristiwa Keluaran pasal 16....
Tanpa mempercayai Allah, hidup akan sengsara. Kita harus belajar percaya kepada Allah ketika kita tidak mengerti, ketika kita tidak melihat ada berkat untuk hari esok.
Kita semua tentu saja membutuhkan jawaban untuk hari esok. Namun tidakkah kita pernah belajar bahwa jawaban-jawaban untuk hari esok akan datang samapi esok tiba !
Renungkan kembali peristiwa manna tersebut, yaitu suatu peristiwa ujian kepercayaan. Dimana Allah melarang umat Israel untuk mengumpulkan manna sesuai dengan kebutuhan hari ini dan membiarkan sisanya.
Seringkali pikiran dan nalar kita bekerja dan kita mulai berpikir :"Ah kalau saya tidak menngumpulkannya maka itu akan menjadi mubazir, Allah bukanlah Allah yang membuang-buang sesuatu dengan sia-sia, jadi larangan itu pasti bukan berasal dari Allah. Kalau saya hanya mengumpulkan untuk hari ini saja, apa yang akan terjadi kalau besok tidak ada manna lagi? Pasti saya akan kelaparan, jadi lebih baik saya mengumpulkan sedikit lebih banyak untuk berjaga-jaga seandainya tidak ada manna besok." ( inilah pola pikir manusia duniawi).

Bapa disorga Engkau adalah Gembalaku yang baik, Engkau mengetahui apa yang terbaik bagi hidupku, bagian kami adalah percaya kepadaMu, percaya kepada FirmanMu dan janji-janjiMu. Kami sadar bahwa segala kekacauan dan masalah dalam kehidupan kami adalah oleh karena kami pada hari ini terlalu sibuk dan terfokus berusaha mencari berkat untuk esok hari, seolah-olah Engkau tidak menurunkan berkat-berkatMu kepada kami esok hari. Ampuni kami atas ketidakpercayaan kami kepadaMu. Kami mau percaya kepadaMu disetiap langkah kehidupan kami. Amin.