09 Maret 2011

Memaknai Kegagalan

Maz 50:15: "Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."


Banyak orang Kristen yang dinina bobokan oleh janji-janji keberhasilan, keselamatan, kebahagiaan dan damai sejahtera yang akan selalu menyertai di"sepanjang" hidupnya. Jika kita mau obyektif Tuhan tidak pernah menjanjikan hal-hal itu tanpa adanya suatu kesusahan, kesakitan, kepedihan, kesesakan, kesulitan.
Yang Tuhan janjikan adalah selalu adanya jalan keluar; yang Tuhan janjikan adalah kemenangan atas kesesakan; yang Tuhan janjikan bahwa pertolonganNya tidak pernah terlambat.

Kegagalan adalah masalah perspektif; oleh karena banyak diantara kita memandang kegagalan sebagai pertanda bencana. Kita memandang kegagalan sebagai suatu hal /pengalaman yang negatif.
Pada hari ini marilah kita ganti perspektif itu dengan perspektif Allah terhadap kegagalan yang menimpa umat yang dikasihiNya.
Kegagalan bagi Tuhan adalah suatu kesempatan untuk menolong kita, suatu kesempatan bagi Tuhan Allah yang hidup untuk menunjukkan keMaha-KuasaanNya ketika Ia menyelamatkan kita.

Sungguh Tuhan Allah yang kita sembah sangat menginginkan kita mempercayaiNya. Oleh karena itu dikala kita mengalami kegagalan, mari kita berpikir pula bahwa Allah pada saat yang sama sedang merancang sumber daya dan kuasa yang akan digunakan untuk menyelamatkan kita, untuk menolong kita, untuk membebaskan diri kita dan membawa kita kepada kemenangan.
Intinya adalah maukah kita menjadikanNya dan mempercayaiNya sebagai penolong kita ataukah kita lebih mempercayai diri sendiri dalam menghadapi kegagalan.
Renungkanlah Yakobus 1:2-4 dan Roma 8:28; yang pasti akan memberikan kekuatan yang membebaskan kita semua dari perspektif yang salah tentang kegagalan.

Bapa disorga, kami bersyukur bahwa di dunia ini tidak ada yang dpaat mengalahkan kami orang-orang tebusanMu, kecuali apabila kami memilih dan mengambil perspektif kegagalan sebagai suatu bencana kekalahan yang menimpa kami. Puji Tuhan hari ini kami mau merubah perspektif itu dan kami memutuskan untuk hidup berkemenangan bersamaMu. Engkau senantiasa siap sedia untuk menolong kami, dan kamipun membuka diri terhadap pertolonganMu; mari Tuhan tunjukkan dan buktikan keMaha-KuasaanMu dalam hidup kami, karena memang hanya Engkaulah TUHAN Allah yang hidup yang layak kami sembah. Amin.